Cara Bodoh Penanganan LJK

Setelah tadi diberi link salah satu Blog sama temen, jadi teringat masa masa SNMPTN tahun 2008 (disitu ada postingan try out ama uan). Jadi teringat kisah memalukanku saat SNMPTN 2008 tentang LJK. Jadi waktu itu aku dan temen temen satu kelas udah janjian buat beli formulir SNMPTN di sekolah tercinta SMAN 7 Kediri dan sudah bisa dipastikan bakal dapet satu kelas buat SNMPTN.

Sebelume ni pengertian LJK dari wiki:

Di Indonesia, formulir isian berupa kertas yang akan diolah dengan komputer dan pemindai lebih dikenal sebagai Lembar Jawaban Komputer (LJK). LJK tersebut dapat berupa form OMR, form DMR, atau form bebas tipe.

LJK biasanya digunakan untuk ujian berbentuk pilihan ganda, kuesioner, formulir registrasi dan pendataan. Penggunaan LJK sebagai pengganti entri data secara manual dapat mempercepat pengolahan data. Kecepatan tersebut juga sangat ditentukan oleh kecepatan pemindai kecepatan perangkat lunak yang digunakan.

Whala hari pertama SNMPTN dan seperti yang sudah diprediksi semua yang beli formulir di sekolah dapet satu kelas dan ada 2 orang yang dari SMAN 1 Kediri yang salah satunya aku kenal karena temenku SMP dulu dan 1 orang lagi dari SMAN 3 Kediri. Tapi ada 1 kesedihanku waktu itu temen sebangku SMAku yang udah jadi temen dari kelas 1 SMA yang bahkan dah kuanggap saudara sendiri, tempat share segala hal, gak bisa ngikut SNMPTN karena suatu hal yang terlalu mistis kalo diceritakan (padahal kita ngembaliin formulir bareng). Dan hari pertama berlalu dengan sukses (tidak saya ceritakan karena emang itu bukan inti dari cerita ini :P)

Hari kedua (la ini dia inti ceritanya) masih dengan semangat menggebu gebu kesuksesan hari pertama. Dan kumulai dengan mengisi identitas diri (dalam hati “heh… gampang identitas doang, anak kecil juga bisa ini” ). Dan karena semangat menggebu gebu mulailah banyak remah remah roti penghapus (karena terlalu semangat jadi banyak yang beleber kluar lingkaran). Dan mulailah satu inderaku yang cukup ngganggur didayagunakan, karena tangan dua duanya udah kepake buat megangin pengahapus dan satunya megangin lembar jawaban. Mulailah mulut ini mendapatkan tugas untuk meniup remah remah sisa penghapus. Dengan metode ini lumayan cepat mengisi kolom nama yang punya banyak lingkaran yang memusingkan (saat itu belum make kacamata) oke lanjut ke kolom tanggal lahir dan masih pake metode jitu goblok yang tadi, dan disinilah prahara itu terjadi.

Karena metode tadi melibatkan 2 indera yang salah satunya menghasilkan cairan (saliva, red). Maka terjadilah 1 cipratan saliva ke LJK yang saya kenali tersebut bukan sebagai saliva melainkan coretan pensil maka udah menjadi insting kalo ada coretan pensil  diluar lingkaran harus dihapus (mindset tentang LJK dari SD). Dan mulailah cairan tersebut terhapus dengan membawa sedikit kertas, yap membawa kertas alias kertas LJK ku bolong what the hell apa itu neraka. Dan kubernikan bertanya ke 2 orang dosen penjaga yang tadi juga ngebagiin kertas, karena temenku gak bisa ikut pasti ada sisa satu, “Buk bisa minta LJKnya lagi tidak punya saya bolong?” dan dijawab dengan enteng “Wah ini LJKnya udah pas abis”,what the hell apa itu neraka 2nd edition (dalam hati  bu penjaga hoooe itu bukannya sisa satu punya temen saya ya….. ). Langsung pikiran pikiran buruk melanda, gimana kalo gak bisa lolos SNMPTN ini aku dah PD cumak daftar buat SNMPTNdoang  gimana kalo……….. gimana kalo………… tidaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkk. Dan mulailah mengerjakan dengan pikiran gak tenang to the max. Dan kejadian itu tak pernah kubagi dengan seorang pun hingga hari pengumuman SNMPTN dan Aku diterima (SAFE!!!!!!)

Ni Buktinya:

Itu Namaku Ketrima di TPL/TIF UB

Dan ini beberapa kesalahan dalam pengisian LJK terimakasih buat s3t14wan.blogspot.com:

1. Tidak menggunakan pensil 2B tatu menggunakan pensil 2B tetapi palsu
Program scanning dengan menggunakan Opscan NCS seperti dalam SNMPTN didesain menggunakan pensil 2B. Selain pensil 2B akan ditolak. Dalam hal ini tidak ada alternatif lain selain siswa harus menggunakan pensil 2B yang terjamin keasliannya.

2. Tidak mengisi kode naskah
Dari pengalamana yang lalu, ternyata soal SNMPTN tidak hanya terdiri dari satu kota saja. Untuk itu penulsan kode naskah menjadi sangat penting karena menyangkut konversi pada kunci jawaban sesuai dengan kode naskahnya. Tidak diisinya kode naskah atau kesalahan mengisi kode naskah akan menyebabkan seluruh jawaban tidak terbaca oleh komputer pengoreksi.


3. Bulatan jawaban kurang penuh atau terlalu melebar dari bidang yang disediakan
Kesalahan ini akan berdampak pada tidak terbacanya bagian yang dibulatkan saja, namun kalau ini terjadi pada bidang kode naskah maka akibatnya akan sama dengan butir kedua di atas.

4. Memberi lapisan tertentu pada lembar jawab (semisal lilin)
Dalam masyarakat kadang beredar pandangan yang menyatakan bahwa jika lembar jawaban diberi lapisan tertentu semisal lilin, akan menyebabkan kesalahan jawaban tidak terdeteksi. Pandangan ini jelas sangat keliru karena justru akan sangat merugikan siswa karena secara teknis akan mengganggu proses scanning.

5. Lembar jawab kotor, basah, terlipat atau sobek
Dalam setiap lembar jawab komputer pasti selalu diingatkan bahwa lembar jawab tidak boleh kotor, basah, terlipat atau sobek karena hal ini memang akan sangat berpengaruh pada akurasi pengoreksian yang paa akhirnya akan merugikan peserta.

Semoga bisa membantu dan jangan tiru kesalahan goblok saya itu….

10 thoughts on “Cara Bodoh Penanganan LJK

  1. serem amat dirimu, gi, sampe bolong 😆

    jaman2 senam pagi terus nungging itu makananku buku latihan soal yang kayak bantal 😐 saking cemasnya sampai kayaknya ga ngerasa apa-apa lagi waktu ngerjain 😐

    Reply

Leave a comment